Mohandas was born in the Gujarati speaking family, had several brothers who jointly owned property in Rajkot. At the age of 13 Mohandas married Kasturba. On attaining maturity he re-located to England, became a Barrister, returned home, and together with Kasturba re-located to South Africa. They returned to India for a few years and this is where they became parents of four sons: Harilal, Manilal, Ramdas and Devdas. Subsequently, the family returned to South Africa, leaving Harilal alone. As Harilal did not do well in his studies he got married to Gulab without his parents' blessings. Mohandas then invited Harilal to South Africa and on his Secretary's request also invited Gulab, who had recently given birth to a daughter, Rami. Harilal wanted to be a Barrister like his father but found his movements restricted as his father wanted him to actively participate against the Satanist and Racist British regime, leading to Harilal being arrested and imprisoned. Harilal's hopes of becoming a Barrister were dashed when Mohandas sent his nephew, Chaganlal, instead, and when Chaganlal proved a failure, sent Sorabjee to England in his place. Harilal then changed his name to Pranlal Mehta in a vain attempt to return to India. A frustrated Gulab, now a mother of 4, did return to India with her children. After actively protesting draconian British Laws, especially the Christian Act that only recognized marriages performed by a Christian Priest, by General Ian Smutts, Mohandas was imprisoned, and upon being released returned to India. He hoped that Harilal would follow in his footsteps, but Harilal re-located to Calcutta, found a job as a Cashier, embezzled and borrowed money to buy imported cloths, in vast contrast to Mohandas' campaign to burn foreign clothing, got himself in trouble and debt, prompting Gulab to return to leave him. Harilal did return to Gujarat after he heard of his son, Shanti's and Gulab's passing. He did get involved in the freedom struggle temporarily, but was lured by some businessmen, who used his and his dad's name to get people to invest, and then disappeared, forcing Mohandas to publicly disown his son, who was then arrested and imprisoned. Unstable, unemployed, unable to keep up with his father's lofty standards, Harilal considered becoming a Christian, but then with Zakaria's help became an Islamic and changed his name to Abdullah, prompting Kasturba to pay him a visit and talk him to becoming a Hindu again. Then when Mohandas announced the beginning of 'Do or Die' campaign in Bombay during 1942, he was placed under house arrest in the Agha Khan Palace with Hindus calling him a traitor and Muslims praying for his death. This is where a distraught, disheveled and bearded Harilal will meet his parents. Will his parents accept him as he is and welcome him back?
Produksi : Anil Kapoor Film Company
Sutradara : Feroze Khan
Produser : Anil Kapoor
Penulis : Chandulal Dalal
Pemain : Akshaye Khanna sebagai Harilal Gandhi, Darshan Jariwala sebagai Mahatma Gandhi, Bhoomika Chawla sebagai Gulab Gandhi, Shefaly Shetty sebagai Kasturba Gandhi, Vinay Jain, Marion Hind, Daniel Janks
TAK ada yang menyangkal kebesaran nama Mahatma Gandhi sebagai pahlawan anti kekerasan yang memperjuangkan kemerdekaan India. Seluruh rakyat India menganggapnya sebagai bapak bangsa. Maka tak ada yang percaya ketika suatu hari di tahun 1946, seorang pria brewok dan kotor berpenampilan seperti gelandangan ditemukan sekarat akibat mabuk, mengatakan nama bapaknya adalah Gandhi.
Harilal Gandhi.adalah putra sulung Mahatma Gandhi dan Kasturba. Ketika keluarganya berada di Afrika karena ayahnya yang diasingkan pemerintah Inggris, Harilal tetap berada di India. Dia kemudian menikah dengan Gulab yang telah ditunangkan dengannya, tanpa seijin ayahnya. Ayahnya menganggap dia terlalu muda untuk menikah. Demi membujuk ayahnya, Harilal berangkat ke Afrika tanpa istrinya. Dia mulai belajar memasuki perjuangan ayahnya, mengelola surat kabar dan penerbitan buku yang menyuarakan hak azasi setiap manusia dan bangsa untuk memperoleh kemerdekaan. Kekesalan Mahatma pun cair dan meminta Gulab ikut menyusul ke Afrika untuk tinggal bersama mereka.
Perjuangan mereka tak pernah berjalan mulus. Mahatma Gandhi sempat di penjara. Harilal menggantikannya menjadi orator ulung. Ikut turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi. Mahatma Gandhi bebas, ganti Harilal yang di penjara. Istri dan putrinya, Rami, memilih kembali ke India atas permintaan Mahatma. Sementara Harilal diminta tetap mendampingi perjuangan ayahnya.
Kekecewaan Harilal pada keputusan ayahnya yang mengirim istrinya kembali ke India memuncak ketika beasiswa belajar ke Inggris yang diberikan kepadanya justru dihadiahkan untuk anak orang lain. Padahal Harilal sangat ingin belajar ke Inggris dan kuliah hukum untuk melanjutkan perusahaan hukum mereka, dan menjadi penerus perjuangan Gandhi.
Setelah bebas murni dari hukuman, Mahatma mengajaknya kembali berjuang bersamanya, tapi Harilal menolak. Dia justru merasa terkekang dengan peraturan yang dibuat ayahnya. Ayahnya tak pernah mau mengerti keinginannya. Dia memutuskan menjalani hidupnya sendiri dan kembali ke India, menyusul anak istrinya.
Tapi hidup di India, tanpa gelar dan materi, membuat Harilal sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Ditambah lagi, nama Gandhi yang disandangnya menjadi beban berat kehidupannya. Dia tinggal di rumah sewaaan bersama istri dan anak-anaknya, hidup pas-pasan karena pendapatan yang tak menentu. Ketika Mahatma dan keluarganya kembali ke India untuk melanjutkan perjuangan, Harilal berusaha membujuk ayahnya agar mau memberikannya modal untuk berusaha. Alangkah kecewanya dia, mendengar hampir semua harta, tanah dan rumah, lagi-lagi telah dihibahkan ayahnya untuk membantu orang lain yang sudah dianggapnya sebagai saudara seperjuangan.
Harilal kembali berspekulasi untuk memulai usaha. Dia bahkan berani mengambil resiko untuk berhutang. Karena kebesaran nama Gandhi, banyak orang yang memberi kepercayaan untuk menginvestasikan modal mereka. Tapi karena selalu gagal, hutang Harilal makin menumpuk. Rumahnya sering didatangi penagih utang. Bahkan Mahatma Gandhi sendiri menyuruh temannya untuk menuntut Harilal yang menyalahgunakan kepercayaan invertasinya.
Kehidupan Harilal semakin tak menentu ketika Gulab, istrinya meninggal. Anak-anaknya tinggal dan dirawat Mahatma Gandhi dan istrinya. Hidupnya luntang-lantung tak karuan. Sempat masuk Islam hanya karena ingin memperlihatkan pemberontakannya kepada ayahnya, tapi kembali lagi menjadi Hindu kemudian. Fisik dan mentalnya semakin rusak karena menjadi budak minuman keras dan sering ditemukan mabuk di jalan.
Sungguh ironis! Mahatma Gandhi, pahlawan yang dianggap berhasil menyelamatkan jiwa jutaan Bangsa India, ternyata tak mampu menyelamatkan jiwa putranya sendiri. Ternyata, memang tak ada manusia yang sempurna di dunia ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar