Senin, 29 Agustus 2011

PROVOKED : A True Story {2006}

2006}


Produksi : Motion Picture Partners Internasional, British Media Fund International
Sutradara : Jag Mundhra
Produser : Sunanda Murali Manohar
Music : A.R. Rahman
Cerita : Biografi Kiranjit Ahluwalla oleh Rahita Gupta & Kiranjit Ahluwalla
Pemain : Aishwarya Rai, Miranda Richardson, Naveen Andrews, Rebecca Pidgeon, Nandita Das

Kiranjit was born in a Punjabi-speaking Sikh family in Chak Kalla in Punjab, and was the last of 9 siblings. Her dad passed away a few months after her birth, while her mom passed away when she was 16. Kiran wanted to become a lawyer, but her marriage was arranged with Deepak Ahluwalia of London, England, who lived with his mom. She hoped to continue her education, but was prevented by Deepak, who became increasingly alcoholic, and abusive - both physically and verbally, even sexually molesting her, and having multiple relationships with other females. Things only got worse even after the birth of two sons, Sandeep and Rajeev. On May 9, 1989 the Police and Fire Department were summoned to their residence on reports of Deepak sustaining numerous burns as a result of a fire. A hospitalized Deepak complains that Kiran attempted to kill him by setting his bed afire. As a result Kiran is arrested, tried in Court, and would have likely got a prison sentence for manslaughter - which was changed to murder - as Deepak dies. After a quick trial, she is found guilty and sentenced to life in prison. Will Kiran be ever set free or will she be spending her life behind bars, away from her two sons, and if she decides to appeal, what would be the grounds - as she herself believes that she has committed an unforgivable crime.



MALAM yang hening di London, Selasa 19 Mei 1989, tiba-tiba pecah oleh suara teriakan histeris, ketakutan dan memilukan. Seorang pria keturunan Punjab, Deepak Ahluwalla, ditemukan terbakar hampir seluruh tubuhnya. Polisi yang saat itu bertugas, James O’Connel, segera melarikannya ke rumah sakit. Sementara sang istri, Kiranjit Ahluwalla, juga juga ada di tempat kejadian dalam keadaan shock dan terguncang, bersama dua anaknya yang masih bocah, Ranjeev dan Sundeep, dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Kiran didakwa membakar suaminya sendiri. Pengacara yang mewakilinya, Miriam Taylor, tak bisa berbuat banyak untuk menolongnya dari hukuman, meski tahu Kiran adalah korban penganiayaan suaminya selama 10 tahun. Apalagi belakangan, karena luka yang sangat parah, Deepak pun meninggal, sehingga jaksa menuntutnya atas kasus pembunuhan berencana.
Kesulitan pertama pengacara adalah karena komunikasi yang kurang lancar, karena Bahasa Inggris Kiran yang kurang bagus. Selain itu, dia juga terbelenggu budaya yang dibawanya dari India, bahwa masalah rumah tangganya adalah aib yang memalukan sehingga tak sepantasnya diketahui orang lain. Itulah sebabnya, Kiran menolak bicara di pengadilan. Namun saksi-saksi yang diajukan justru memberatkannya karena mereka berbohong. Mertua perempuannya yang dititipi kedua putranya, mengatakan dialah yang selama ini arogan terhadap suaminya. Kemudian dia berbohong tidak pernah melihat tindak kekerasan yang dilakukan Deepak pada Kiran. Selain itu polisi James O’connel juga disuruh berbohong oleh penuntut untuk mengatakan setelah kejadian Kiran sempat menghilang. Hanya seorang dokter wanita yang pernah merawat Kiran yang mengatakan dia korban penganiyaan karena pernah memeriksa luka-luka yang pernah dideritanya yang katanya akibat jatuh.
Pengadilan memutuskan Kiran bersalah dengan hukuman seumur hidup. Dia pun mulai memasuki kehidupannya yang baru dan keras di penjara wanita. Tapi untunglah, Kiran sekamar dengan Veronica, yang juga dipenjara karena membunuh suaminya. Seketika Veronica bersimpati kepadanya karena Kiran sering dihantui mimpi buruk tentang perlakuannya selama ini padanya.
Kepada Veronica, Kiran menceritakan apa yang tak pernah diungkapkannya kepada orang lain. Pria yang semula tak dikenalnya, dijodohkan dengannya dan akhirnya menikahinya, Deepak, tak menunjukkan gejala aneh di awal pernikahan mereka. Ketika pindah ke rumah baru, Deepak mulai bersikap posesif. Bila merasa cemburu, dia tak segan memukul Kiran. Padahal, dia sendiri sering tidur dengan wanita lain. Selain itu, uang belanja Kiran pun dibatasi sehingga sangat minim. Bahkan, bila mabuk, Deepak juga sering memaksanya untuk melayaninya. Hal ini berlangsung selama sepuluh tahun. Ketika mengandung anak kedua, Kiran hampir keguguran karena didorong hingga jatuh dari tangga.
Malam itu, kemarahan yang dipendamnya selama 10 tahun tak tertahankan lagi. Ketika Deepak tidur, dia menghampirinya sambil membawa bensin dan lilin. Dia menyiramkan bensin ke tubuh suaminya. Karena kaget, suaminya bangun dan melompat. Akibatnya, lilin yang dipegang Kiran terjatuh dan menyambar bensin yang melumuri tubuh suaminya.
Kiran dan Veronica akhirnya bersahabat. Veronica membantunya memperbaiki Bahasa Inggrisnya. Mereka sering berada di perpustakaan untuk membaca dan belajar, karena Kiran mengatakan dia ingin belajar hukum, tapi tak diperbolehkan suaminya. Budaya mereka melarang para istri menentang keinginan para suami.
Kasus Kiran juga menarik perhatian Radha Dalal, seorang aktivis LSM yang menangani istri korban KDRT. Bersama beberapa temannya yang juga keturunan India, dia berusaha menolong Kiran. Ketika Kiran sangat merindukan kedua putranya yang tidak diperbolehkan mertuanya untuk menjenguknya, Radha mempertemukan mereka dengan membohongi sang mertua dengan surat pengadilan palsu. Radha juga mengusahakan agar kasus Kiran ditinjau ulang. Masalahnya, mereka tak menemukan pengacara yang mau membuka kasus ini dan bekerja secara sukarela. Kesulitan ini didengar Veronica. Dia kemudian menelpon kakak lelakinya yang jadi pengacara untuk membantu Kiran.
Bekerjasama dengan kakak Veronica, Radha Dalal dan LSM-nya mencari jalan untuk memohon pengadilan ulang untuk kasus Kiran. Selain itu, mereka juga giat menggalang dukungan public dengan membuka masalah ini di media massa serta membuat pamphlet. Radha membujuk Kiran untuk bicara langsung pada public. Dengan bekal Bahasa Inggris yang sudah membaik, Kiran menuliskan perasaannya selama ini, dan Radha yang membacakan di tengah acara dukungan untuk Kiran.
Akhirnya, perjuangan mereka tidak sia-sia. Pengadilan mengabulkan permohonan pengadilan ulang untuk Kiran. Setelah 3 tahun 4 bulan ditahan, September 1992, Kiran dinyatakan bebas oleh pengadilan, dan bisa berkumpul kembali dengan kedua anaknya. Dia dikenal sebagai tokoh pembela hak kaum perempuan dan mendapatkan penghargaan dari PM Inggris, Tony Blair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar